Tanah Untuk Mall Di Kota Pekanbaru dijual yang terletak di jalan nangka ujung, tanah yang posisi berdekatan dengan Mall SKA, Living World, Transmart, Fly over.
Lahan seluas 3.7Ha meter persegi berbentuk persegi/ trapesium sudah ditimbun 5 tahun lamanya. Terletak di pinggir jalan aspal dengan depan tanah 185m. Kami akan menjual dengan harga 9juta/ meter.
Peminat Hubungi ;
-
- Call 08116909042
- Call 085364457789
Lahan sangat cocok untuk dibuat Mall, Apartemen, Rumah sakit, Perkantoran. Lahan siap bangun karena sudah ditimbun tahunan lalu, surat SHM. Welcome Investor indonesia.
Berikut Foto/ kordinat Tanah Untuk Mall Di Kota Pekanbaru ;
GC27+3J Pekanbaru, Kota Pekanbaru, Riau & Labuh Baru Bar., Kec. Payung Sekaki, Kota Pekanbaru, Riau 28292. Lapangan Sampoerna nama pada Google MAP.
Geografis
Secara geografis kota Pekanbaru memiliki posisi strategis berada pada jalur Lintas Timur Sumatra , terhubung dengan beberapa kota seperti Medan , Padang dan Jambi , dengan wilayah administratif, diapit oleh Kabupaten Siak pada bagian utara dan timur , sementara bagian barat dan selatan oleh Kabupaten Kampar .
Kota ini dibelah oleh Sungai Siak yang mengalir dari barat ke timur dan berada pada ketinggian berkisar antara 5 – 50 meter di atas permukaan laut. Kota ini termasuk beriklim tropis dengan suhu udara maksimum berkisar antara 34,1 °C hingga 35,6 °C, dan suhu minimum antara 20,2 °C hingga 23,0 °C.
Kependudukan
Pada tahun 2014, Pekanbaru telah menjadi kota keempat berpenduduk terbanyak di Pulau Sumatra , setelah Medan dan Palembang . Laju pertumbuhan ekonomi Pekanbaru yang cukup pesat, menjadi pendorong laju pertumbuhan penduduknya.
Etnis Minangkabau merupakan masyarakat terbesar dengan jumlah sekitar 40,96% dari total penduduk kota. Mereka umumnya bekerja sebagai profesional dan pedagang. Populasi yang cukup besar telah mengantarkan Bahasa Minang sebagai bahasa pergaulan yang umum digunakan oleh penduduk kota Pekanbaru, selain Bahasa Indonesia .
Selain itu, etnis yang memiliki proporsi cukup besar adalah Melayu , Jawa , Tionghoa , dan Batak . Perpindahan ibu kota Provinsi Riau dari Tanjungpinang ke Pekanbaru tahun 1959, memiliki andil besar menempatkan Suku Melayu mendominasi struktur birokrasi pemerintahan kota, namun sejak tahun 2002 hegemoni mereka berkurang seiring dengan berdirinya Provinsi Kepulauan Riau dari pemekaran Provinsi Riau .
Masyarakat Tionghoa Pekanbaru pada umumnya merupakan pengusaha, pedagang dan pelaku ekonomi. Selain berasal dari Pekanbaru sendiri, masyarakat Tionghoa yang bermukim di Pekanbaru banyak yang berasal dari wilayah pesisir Provinsi Riau, seperti dari Selatpanjang , Bengkalis dan Bagan Siapi-api . Selain itu, masyarakat Tionghoa dari Medan dan Padang juga banyak ditemui di Pekanbaru, terutama setelah era milenium dikarenakan perekonomian Pekanbaru yang bertumbuh sangat pesat hingga sekarang.
Kota Pekanbaru
Kota Pekanbaru adalah ibu kota dan kota terbesar di Provinsi Riau , Indonesia . Kota ini merupakan salah satu sentra ekonomi terbesar di Pulau Sumatra, dan termasuk sebagai kota dengan tingkat pertumbuhan, migrasi dan urbanisasi yang tinggi. Kota ini berawal dari sebuah pasar (pekan) yang didirikan di tepi Sungai Siak pada abad ke-18. Hari jadi kota ini ditetapkan pada tanggal 23 Juni 1784. Kota Pekanbaru tumbuh pesat dengan berkembangnya industri terutama yang berkaitan dengan minyak bumi , serta pelaksanaan otonomi daerah .
Pekanbaru mempunyai satu bandar udara internasional , yaitu Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II dan terminal bus antar kota dan antar provinsi Bandar Raya Payung Sekaki, serta dua pelabuhan di Sungai Siak , yaitu Pelita Pantai dan Sungai Duku. Saat ini Kota Pekanbaru sedang berkembang pesat menjadi kota dagang yang multi- etnik , keberagaman ini telah menjadi modal sosial dalam mencapai kepentingan bersama untuk dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakatnya.